Sabtu, 17 September 2011

Andai-Andai Musi Banyuasin

MUSI BANYUASIN kaya dengan sastra lisan. Sastra lisan tersebut tersebar dan menjadi milik masyarakat Musi Banyuasin (Muba). Salah satu sastra lisan yang ada di Muba adalah cerita rakyat. Cerita rakyat yang tumbuh dan berkembang di wilayah Muba disebut Andai-Andai.

Andai-Andai sudah diketahui masyarakat Muba sejak lama. Sebagai produk masyarakat kolektif masa lalu andai-andai memilik nilai-nilai yang dapat kita petik dengan cara mendengarkan lantunan cerita yang dituturkan penutur. Nilai-nilai tersebut antara lain nilai-nilai kehidupan, nilai moral, dan nilai kepahlawanan. Melalui andai-andai kita dapat melihat gagasan-gagasan, pandangan kehidupan, sistem masyarakat, sistem kebudayaan, dan pesan-pesan yang hendak disampaikan dalam andai-andai. Tidaklah berlebihan, jika dikatakan andai-andai merupakan cermin pribadi masyarakat Muba masa lalu. Penuturan andai-andai adalah milik masyarakatnya, yang merupakan cermin budaya daerah yang harus dan perlu dilestarikan dalam upaya menumbuhkembangkan serta melestarikan budaya nisantara melalui budaya daerah, yang sering disebut sebagai kearifan lokal.

Pada masa lalu andai-andai dapat kita temui di berbagai daerah seperti Sungai Lilin, Babat Toman, Sanga Desa, Sekayu, Lalan, Bayung Lincir, Batanghari Leko, Sungai Keruh, Lais, Keluang, dan Plakat Tinggi. Andai-andai umumnya dituturkan oleh orang tua berusia empatpuluhan tahun ke atas baik laki-laki maupun perempuan dengan medium bahasa Musi. Umumnya penutur mewarisi cerita dari orangtua mereka. Andai-andai dituturkan pada malam hari, pada waktu senggang atau saat sedang beristirahat, dalam suasana santai pada saat orang tua, remaja, atau anak-anak sedang berkumpul di suatu tempat. Selain itu, andai-andai dapat dituturkan saat kenduri maupun saatpanen tiba.. Andai-andai dituturkan secara monolog oleh penutur. Tidak ada syarat untuk dapat menguasai andai-andai. Yang penting, penutur tahu dan paham cerita di sekitar kehidupan masyarakat Muba. Bagi masyarakat pendukung andai-andai, semakin menarik penutur menuturkan andai-andai, semakin betah pula pendengar mendengarkan andai-andai sampai selesai dituturkan. Biasanya karena nikmat mendengar andai-andai, pendengar akan larut dalam jalinan cerita yang dituturkan penutur.

Andai-andai ada yang panjang dan ada yang pendek. Penuturan andai-andai yang panjang memerlukan waktu berjam-jam lamanya bahkan semalam suntuk lamanya, sedangkan andai-andai yang pendek memakan waktu sebentar. Andai-andai yang panjang biasanya mengisahkan sejarah masyarakat Muba, contohnya Ranggonang. Andai-andai yang pendek umumnya berupa dongeng. Andai-andai ada yang berbentuk legenda, mite, dan dongeng. Legenda adalah prosa rakyat yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap pernah benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Legenda ditokohi manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat-sifat yang luar biasa, dan sering dibantu makhluk-makhluk ajaib. Tempat terjadinya di dunia seperti yang kita kenal kini, karena waktu terjadinya belum terlalu lampau. Andai-andai yang berupa legenda adalah Rio Raos, Lubuk Gong, Gumamia, dan Raja Panenca. Mite adalah cerita prosa rakyat, yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohkan oleh para dewa atau makhluk setengah dewa. Peristiwa terjadi di dunia lain atau bukan di dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang, dan terjadi pada masa lampau. Contohnya Ginde Sugih, Anjing Menjadi Manusia, benda Ajaib, Dewi Selang, Puyang Ronan, dan Depati Konedah. Dongeng adalah prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat, antara lain Bujuk dan Tupai, Beruk Sayang, Gadis cantik di Kebun Bunga, Wewe dan Siamang, dan Sang Kadolok.

Andai-andai yang pernah menjadi bagian penting dari kehidupan para pewarisnya telah lama berkembang sebelum sastra tulis digunakan sebagai wahana untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dalam andai-andai kita dapat menggali sumber-sumber atau potensi fakta dan budaya yang meliputi (1) sistem genealogi, (2) kosmologi dan kosmogoni, (3) sejarah, (4) filsafat, etika, moral, (5) sistem pengetahuan (local knowledge), dan kaidah kebahasaan dan kesastraan.

Dengan memberikan perhatian secara lebih seksama, andai-andai akan lebih dikenal luas di kalangan masyarakat sebagai warisan budaya bangsa yang tak akan pupus ditelan masa. Andai-andai masih dapat menjadi bagian penting dari kebudayaan para pewaris aktif dan pewaris pasifnya. Bagi para pewaris aktifnya, andai-andai memiliki kekuatan dasar yang dapat dimanfaatkan. Kekuatan dasar pertama adalah kekuatan yang bermakna spiritual. Maksudnya pesan-pesan mulia yang tersembunyi dalam andai-andai dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam meningkatkan kwalitas kehidupan. Kekuatan dasar yang kedua adalah kekuatan yang bermakna ekonomis. Andai-andai yang berupa mite, legenda, maupun dongeng dapat menjadi komoditas yang laku dijual ketika andai-andai tersebut diangkat ke atas panggung, layar perak, layar kaca sebagai seni pertunjukan atau disajikan dalam bentuk sastra tulis berupa novel, roman, cerpen, atau pula dikemas dalam bentuk sandiwara radio. Siapa ingin mencoba? *Linny Oktovianny*


Sumber: http://kampoengilir.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar